Karya
: Jalalludin Rakhmat
Penerbit : Serambi
Tebal
Buku : 200 halaman
Buku
tafsir kebahagiaan ini adalah salah satu buku karya Jalludin Rakhmat yang
mengajak para pembaca untuk menambahkan diri dalam sudut yang tepat dalam mengandung
arti kebahagiaan agar realitas yang dihadapi dapat memberi kebahagiaan atau
harapan tentang kebahagiaan.
Lewat
tuntunan ayat-ayat Al-Quran, ditambah ulasan tentang hadits nabi, hubungan ayat
dengan ayat lain, dan penemuan mutakhir sians serta penelitian manusia tentang
kebahagiaan, buku ini juga membahas
bahwa ternyata Al-Quran cocok dengan penemuan dan pengetahuan mutakhir.
Kebahagiaan
bukan hanya ketentraman dan kenyamanan saja. Kenyamanan atau kesenangan satu
saat saja tidak melahirkan kebahagiaan. Mencapai keinginan saja tidak dengan
sendirinya memberi kebahagiaan .
Kesenangan dalam mencapai keinginan biasanya bersifat sementara. Satu syarat
penting yang harus ditambahkan yaitu kelestarian atau menetapnya perasaan itu
ke dalam diri kita.
Pada
hari kiamat nanti, manusia akan dibangkitkan di padang mahsyar. Ketika Allah
membangkitkan seorang mukmin, Allah juga membangkitkan seseorang yang mirip
degan dirinya. Oerang yang mirip itu berjalan seraya membimbing si mukmin.
Ketika
si mukmin melihat sesuatu yang menakutkan, orang yang mirip itu
menentramkannya. Ketika si mukmin melihat sesuatu yang menyedihkan, orang yang
mirip itu menghiburnya. Kemudian di hadapan pengadilan tuhan, orang yang mirip
itu membela si mukmin. Pada akhir pengadilan, si mukmin mendapat keputusan
adkhiluhu al-jannah! Mwmasukkan dia ke dalam surga.
Orang
yang mirip itu kemudian mengantarkan si mukmin ke tempat yang penuh
kebahagiaan. Si mukmin bertanya, “ siapa sebenarnya kau?” lalu orang yang mirip
itu menjawab “ dahulu di dunia setiap kali kau membahagiakan manusia, Allah
menciptakan makhluk sepertiku agar aku bisa memberi kebahagiaan kapadamu hari
ini.
Dari
cerita tersebut dapat kita ambil hikmah bahwa amal shaleh dan kebajikan yang
kita perbuat saat ini dapat mendatangkan kebahagiaan kita pada akhirat nanti.
Kesulitan
dan penderitaan hanyalah pengantar menuju kemudahan dan kebahagiaan. Dan
kemudahan serta kebahagiaan akan betul-betul nikmat jika diawali dengan
kesulitan.
Siang
hari kita rasakan semakin benderang jika kita kenang kelam malam. Kita lebih
merasakan nikmatnya sehat jika sudah pernah mengalami keadaan sakit. Jika
demikian, maka pada saat berada dalam kebahagiaan, kemudahan , dan kondisi
sehat, kita akan lebih bersyukur.
Selain
itu, bukuini juga berpesan untuk jangan sewenang-wenang terhadap anak yatim dan
jangan menghardik peminta-minta. Dan bersyukurlah atas nikmat tuhan, sehingga
jika pernah menjadi yatim, yang perlu mendapat perlindungan, maka selanjutnya
jadilah pelkindung bagi anak-anak yatim.
Jika
pernah hidup kekurangan dan miskin, maka setelah hidup berkacukupan, jadilah
orang yang dermawan. Semua itu sebagai ungkapan rasa syukur kita tyerhadap karunia Allah SWT.
Seorang
filsuf dan penyair Iran bernama Said bercerita. Suatu ketika, dia mendirikan
shalat di masjid Bani Umayyah. Selesai shalat, dia melihat sepatu yang tadi dia
pakai ternyata hilang. Hatinya menyalahkan setiap orang yang ada. Dia berbisik
sendiri “di tempat ibadah kok malah terjadi pencurian”.
Saad
lalu kembali ke masjid dan hendak menenyakan berangkali ada yang tahu
sepatunya.
Belum lagi bertanya, dia melihat
orang tua tersenyum dengan selalu terkukum senyum di wajahnya., menyemburatkan
bahagia di hatinya. Dan yang membuat Saad tertegun adalah ternyata orang tua
itu cacat dan kehilangan dua kakinya. Lantas dia merenung., bagaiman bisa dia
menggerutu hanya karena kehilangan sepatu, sdementara wajah orang tua itu
memncarkan wajah bahagia walau dengan cacat di tubuhnya.
Kisah
di atas menggambarkan missing style syndrome. Setitik deria menjadi seolah
raksasa karena perhatian tertuju padanya. Dengan mengabaikan bahwa yang setitik
itu sesungguhnya berada di tengah belantara bahagia.
Bersabar
terhadap musibah, meskipun berat, itu hal biasa dean tidak istimewa,
sebagaimana bersyukur terhadap karunia . Yang istimewa adalah jika bersyukur
terhadap musibah yang telah kita terima.
Bagaiman
caranya bersyukur terhadap musibah? Caranya yaitu dengan melihat sisi positif
dan kebaikan dalam musibah itu.
Mengapa kita harus bersyukur terhadap musibah?
Jawabannya singkat. Sebab musibah adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa
dihindari dalam kehidupan manusia. Namun, musibah itu akan membawa derita
ataupun bahagia tergantung dari bagaimana sikap orang yang menghadapi itu.
Mengeluh
dan meratapi musibah hanya akan menghidupkan gen negatif yang mengintruksikan
tehadap aksi-aksi negatif pula, serta mempengaruhi kondisi tubuh. Sebaliknya, apabila orang yang
tertimpa musibah itu kemudian menata jiwa dan pikiranyya, maka itu akan
menghidupkan gen positif yang tentunya akan menunjukkan pada perbuatan yang
positif.
Intinya
adalah bahwa dalam keberuntungan dan kemalasan, anugerah dan musibah, adalah
keniscayaan hidup. Namun, derita dan bahagia adalah sikap dan ada dalam kendali
hati. Artinya tidak bisa dikatakan bahwa orang yang tertimpa kemalangan dan
musibah pesti menderita. Demikian sebaliknya, kita tidak bisa memastikan bahwa
anugrah materi duniawi selali membuat orang bahagia.
Berprasangka
yang baik sajalah agar jiwa kita senang. Sebab berprasangka buruk menjadikan
seseorang takut dan cemas terhadap sesuatu yang sebenarnya belum pasti terjadi,
dan hanya membuat hidupnya cemas dan gelisah.
Hanya
dalam tiga hal kita diperbolehkan berperasangka buruk yaitu:
- terhadap musuh atau daerah yang tidak aman
- dalam memberi amanah.
Kita harus
berhati-hati dalam memberikan kepercayaan kepada orang.
- Terkait ilmu agama.
Tujuanya adalah
untuk menjaga kemurnian sumber-sumber agama.
Namun sayang
dalan buku ini terdapat beberapa
kelemahan, diantaranya adalah bahwa terlalu banyak contoh- contoh fakta yang
menyebabkan sedikit materi inti yang dapat ditangkap. Selain itu perwajahan
atau tampilan buku ini kurang menarik
dengan dominasi warna kuning yang terlalu mencolok.
Walaupun
demikian, karena informasi tersebut dijewlaskan secara rinci dan jelas, membuat
pembaca mudah memahami hal-hal dan informasi yang jarang didengar. Selain itu, buku ini cocok untuk
dibaca oleh semua golongan dan semua usia karena memotifasi kita bagaimana mencapai kebahagiaan yang
sebenarnya